COVER
Tugas Karya Ilmiah
Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks
Disusun
oleh:
Nama : Triana Afriani. HE
NIS : 11054
Kelas :
XI IPA 2
Guru
Pembimbing: Mun Mutiara S, Pd
Dinas Pendidikan SMA Negeri 1 Kayuagung
Semester Genap Tahun Ajaran 2013-2014
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar
Atas berkat rahmat
Tuhan Yang Maha Esa, saya diberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas karya
ilmiah ini tepat pada waktu yang ditargetkan dan diharapkan. Karya ilmiah ini
merupakan karya ilmiah yang baru pertama kali saya buat. Tema yang dibahas pada
karya ilmiah bukan merupakan hasil penelitian maupun pengamatan saya melainkan
hasil penelitian atau pengamatan orang lain yang saya bahas dan bagi baik
kepada teman-teman maupun kepada Bapak/ Ibu guru dalam bentuk sebuah karya ilmiah.
Karena ini merupakan
karya ilmiah pertama yang saya buat tentunya saya minta maaf apabila terjadi
kesalahan yang mungkin pada saat itu saya ketahui maupun tidak saya ketahui,
percayalah bahwa semaksimalkan mugkin
saya telah mencoba untuk meminimalkan kesalahan dalam pengetikan maupun
penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan benar pada karya ilmiah ini. Tema
dan isi karya ilmiah ini mungkin tidaklah asing lagi bagi kita para pelajar
maupun pengajar. Kunyit dan fungsinya sebagai indikator alami pada percobaan
telah kita ketahui sejak kita duduk di
bangku sekolah menengah pertama, sedangkan untuk zat berbahaya yang akan dideteksi
nanti juga sudah menjadi rahasia umum di khalayak ramai sejak dulu di masa
milenium ini, zat berbahaya yang dimaksud tersebut adalah Boraks.
Sebelum saya memutuskan
judul untuk karya ilmiah ini, saya telah mencoba membuktikan kebenarannya,
sehingga ketika karya ilmiah ini telah jatuh di tangan pembaca, isi yang ada di
dalamnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jadi, bagi teman-teman
sekalian yang di kemudian hari ingin menjadikan karya ilmiah ini sebagai sumber
ataupun penunjang pada proses belajar tidak perlu takut dan repot-repot lagi
membuktikannya. Ya... tetap saja kembali lagi saya ingatkan ini sangat mudah
dipraktekkan di rumah, sehingga ketika kita dihadapkan pada makanan yang
berpotensi mengandung zat berbahaya seperti boraks kita dapat mebuktikannya
secara langsung. Lebih-lebih kunyit merupakan bumbu dapur yang biasa ada di
rumah-rumah, dan sangat mudah di dapatkan serta ditanam di tanah negeri
rempah-rempah yang sangat kita cintai ini.
Tanpa adanya izin dari
Tuhan Yang Maha Esa, serta partisipasi guru pembimbing, dan teman-teman (di
sekolah maupun di sosial media), apa yang saya tulis ini tidaklah akan berarti,
oleh karena itu saya ucapkan Terimakasih yang sebesarnya kepada-Nya dan tentu
saja kepada guru pembimbing dan teman-teman sekalian. “Kalau bisa hidup lebih baik dan mandiri, kenapa tidak?”. Atas
perhatiannya, sekali lagi saya ucapkan Terimakasih.
Kayuagung,
Triana Afriani. HE
DAFTAR ISI
Daftar Isi:
Kata
Pengantar
.......................................................................................................................... i
Daftar
Isi
....................................................................................................................................
ii
Bab
I Pendahuluan
............................................................................................................... 1
I. 1 Latar Belakang
...................................................................................................................... 1
I. 2
Rumusan Masalah
...................................................................................................... 1
I. 3
Tujuan
....................................................................................................................... 1
Bab
II Landasan Teori
........................................................................................................ 2-6
II. 1 Kunyit
........................................................................................................................
2-5
II. 2 Boraks ........................................................................................................................
5-6
Bab
III Metodologi Penelitian
............................................................................................. 7
III. 1 Metode Deskriptif
....................................................................................................... 7
III. 2 Populasi dan Sample
................................................................................................... 7
Bab IV Pembahasan
.............................................................................................................. 8
Bab V
Komentar dan Saran
.............................................................................................. 9
V. 1 Komentar
................................................................................................................... 9
V. 2 Saran
.......................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka/
Sumber Internet
........................................................................................... 10
Lampiran
.................................................................................................................................. 11
Bab I
Pendahuluan
I. 1 Latar
Belakang
Maraknya penggunaan zat
kimia berbahaya pada pembuatan makanan, membuat saya mencari-cari bagaimana
cara agar setidaknya kita sebagai konsumen yang sama sekali tidak memilki
kemampuan di bidang tekhnik kimia maupun farmasi ini dapat maembedakan makanan
yang tidak mengandung zat kimia berbahaya (seperti boraks) dengan cara yang
lebih cepat, praktis, dan ekonomis tanpa harus melakukan percobaan terlebih
dahulu di laboratorium.
Pada dasarnya
penggunaan zat berbahaya seperti yang dikatakan sebelumnya ditujukan agar
menunjang kualitas bahan konsumsi. Akan tetapi, kualitas kandungan gizi makanan
yang seharusnya menjadi hal utama yang harus diperhatikan malah dikesampingkan.
Para podusen hanya memikirkan kualitas tampilan yang mana pada kenyataannya makanan
yang memiliki tampilan menarik dapat mengundang minat beli konsumen. Hal
seperti itu seharusnya tidak menjadi masalah, akan tetapi dalam menunjang
kegiatan produksinya para produsen telah melanggar aturan. Mereka menggunakan
zat-zat berbahaya yag seharusnya digunakan untuk kebutuhan pengobatan dan
produksi tekstil menjadi bahan pelengkap pada pembuatan produk makanannya. Oleh
karena itu, diharapkan karya ilmiah ini dapat mengurangi pengkonsumsian pada
makanan berbahaya tersebut dengan tujuan
menyadarkan para produsen nakal, bahwasanya produk yang berkualitas bukan
terletak pada tampilannya saja melainkan pada kandungan gizi yang ada di
dalamnya.
I. 2 Rumusan
Masalah
§ “Bagaimana cara kunyit mendeteksi
makanan yang mengandung boraks secara cepat, praktis, dan ekonomis?”
Setelah mengetahui prosesnya akan lebih
baik lagi jika kita tahu,
§ “Apa tujuan dari percobaan (Kunyit sebagai Indikator
Alami Pendeteksi Boraks ini)?”
I. 3 Tujuan
§ Agar
kita dapat menjadi konsumen cerdas (cerdas dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi)
§ Menguragi
maraknya penggunaan zat-zat kimia pada makanan (dengan kurangnya permintaan
diharapkan adanya kesadaran produsen dalam memproduksi makan yang lebih sehat)
§ Mengurangi
persentase pertumbuhan penderita kanker karena zat kimia.
Bab II
Landasan Teori
II.
1 Kunyit
A.
Mengenal
Kunyit
Kunyit atau kunir,
(Curcuma longa atau Curcuma domestica) tergolong dalam kelompok
jahe-jahean, Zingiberaceae.
Dengan Klasifikasi sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu /
monokotil)
Sub Ke las :
Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku
jahe-jahean)
Genus : Curcuma
Spesies :
Curcuma longa L
Kunyit dikenal di
berbagai daerah dengan beberapa nama yang berbeda, seperti: turmeric di
Inggris, kurkuma di Belanda, serta kunyit di Indonesia dan Malaysia.
Kunyit termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan
India serta
bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman
rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan,
jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit
atau kunir ini dinamakan Janar. Adapun kandungan yang terdapat dalam kunyit,
yaitu:
ü Kurkumin dan desmetoksikumin 10%.
ü Bisdesmetoksikurkumin 1-5%.
ü Minyak atsiri yang terdri dari : keton sesquiterpen,
turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil.
ü Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1 -3%,
karbohidrat sebanyak 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan
garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
B.
Jenis-Jenis
Kunyit dan Masing-Masing Fungsinya
- Kunyit Kuning
Kunyit
kuning merupakan jenis kunyit yang biasa beredar di masyarakat. Adapun kunyit
kuning memiki fungsi, sebagai berikut:
§ Kunyit
bermanfaat sebagai obat penghilang rasa gatal pada kulit seperti terkena ulat
bulu / gigitan serangga
§ Kunyit
mengandung antiseptik dan antibakteri alami, berguna sebagai anti inveksi luka
biasa mau pun luka bakar.
§ Kombinasi kembang
kol dan kunyit telah terbukti mencegah kanker prostat
§ Mencegah
kanker payudara
§ Kunyit mampu
mencegah kanker kulit
§ Kunyit
bermanfaat mengurangi risiko leukemia.
§ Kunyit
bermanfaat sebagai anti racun secara alami.
§ Kunyit mampu
mencegah dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer
§ Kunyit mampu
mencegah metastasis dari terjadinya berbagai bentuk kanker.
§ Kunyit
bermanfaat sebagai obat anti-inflamasi tanpa efek samping.
§ Dapat
memperlambat perkembangan multiple sclerosis.
§ Dapat
membantu dalam metabolisme lemak dan membantu dalam manajemen berat badan.
§ Sebagai
pengobatan untuk depresi.
§ Kunyit dapat
dimanfaatkan sebagai pengobatan alami untuk arthritis dan rheumatoid arthritis.
§ Kunyit
bermanfaat dalam pengobatan kanker pankreas.
§ Kunyit mampu
menghentikan pertumbuhan pada tumor.
§ Kunyit dapat
mempercepat penyembuhan luka
- Kunyit Putih
Nama umum
kunyit putih adalah temu mangga dan kunir putih,
sedanngkan nama ilmiahnya Curcuma alba. Kunyit putih
sudah sangat terkenal sebagai tanaman obat sejak dulu sekali. Bangsa kunyit putih
adalah temu lawak, temu giring, temu hitam, dan lain-lain. Bangsa kunyit putih tersebut
merupakan kelompok rimpang jamu yag sudah dipergunakan oleh nenek moyang kita.
Ternyata di China juga cukup dikenal bahkan dalam farmakologi China dan
pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tumbuhan ini memiliki sifat:
menghentikan pendarahan, anti inflamasi, dan menambah nafsu makan.
Hasil penelitian menunjukkan
tanaman ini bersifat antineoplastik (merusak pembentukan ribosom pada sel
kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker). Bagian yang digunakan adalah
rimpang dan daun. Kandungan pada rimpang dan daun Kunyit Putih antara lain mengandung
saponin, dan polifenol, sedangkan daunnya mengandung polifenol. Berikut ini
merupakan fungsi dari kunyit putih:
§ Bermanfaat
sebagai pelancar susah buang air besar
§ Menghambat
perkembangan sel kanker.
§ Merapatkan
organ kewanitaan.
§ Mencegah
kepuithan pada organ wanita
§ Memperkuat
syahwat.
§ Sebagai
penurun panas demam
§ Mengobati
sakit sesak napas / asma
§ Mengobati
penyakit radang saluran pernapasan
§ Bermanfaat
sebagai antitoksin
§ Membantu
mengurangi lemak pada perut.
§ Meningkatkan
nafsu makan.
§ Dapat
digunakan sebagai antioksidan.
§ Bermanfaat
untuk mengobati demam, masuk angin, kembung
- Kunyit Hitam
Kunyit
Hitam adalah sejenis kunyit yang jarang di temui dan mempunyai nilai yang
sangat tinggi di dalam perobatan mistik (alam Jin). Di India kunyit ini di
tanam secara komersial karena mengandung nilai perobatan yang tinggi dalam perobatan
AYURVEDA. Untuk mengenali kunyit hitam, kita dapat memeperhatikan ciri-ciri
berikut:
ü Rupa yang sama seperti kunyit biasa tetapi rizomnya
yang hitam gelap, jika cukup matang.
ü Jika masih muda warnanya unggu gelap.
ü Daunnya di sebelah belakang bertulangkan warna
hitam.
ü Warna akarnya coklat jernih jika masih muda.
Cara
pembiakan dan penjagaan kunyit hitam: walaupun cara pembesaran dan penanaman
sama dengan kunyit biasa, kunyit ini memerlukan penjagaan yang rapi dan sangat
rumit, yaitu:
ü Tanahnya mesti bercampur dengan pasir dan memerlukan
kawasan yang redup dan air yang cukup tetapi jangan terlalu banyak air.
ü Kunyit ini bercambah dalam masa yang sangat lama dan
kadang kala selama 3 bulan baru bercambah.
Adapun kunyit hitam berfungsi
untuk:
§ Untuk
menyuburkan kandungan
§ Sebagai obat
cacingan
§ Mengobati
sakit ambeien
§ Mengurangi
rasa nyeri haid pada wanita
§ Membersihkan
darah setelah melahirkan
§ Untuk batuk
§ Untuk meningkatkan
stamina
§ Menambah
nafsu makan
§ Obat untuk
mengatasi air kemih mengandung darah
§ Menetralkan
racun dalam tubuh
§ Untuk
penyakit kulit ringan
§ Asma
§ Untuk
sariawan
Dari
sekian banyak manfaat kunyit sebagai tanaman obat,ternyata
kunyit juga bisa memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh bila digunakan dengan
cara yang kurang baik.
Berikut beberapa
efek samping yang bisa diakibatkan oleh tanaman kunyit bagi tubuh kita :
1. Menyebabkan
Gangguan Lambung
Bila kita mengkonsumsi
kunyit untuk jangka waktu yang lama.bisa mengakibatkan tergangguna lambung kita
karena diakibatkan oleh sifat pedas yang dimiliki oleh kunyit.
2. Menimbulkan
rangsangan pada rahim.
Bagi para wanita hamil
dan menyusui agar lebih berhati – hati dalam menkonsumsi kunyit.Penggunaan
kunyit yang telalu banyak dapat menstimulasi rahim yang dapat mendorong aliran
menstruasi.
3. Susah diserap
tubuh
Zat-zat yang terkandung
dalam kunyit cenderung sudah diserap oleh tubuh kita sehingga tubuh kurang
mendapatkan manfaat yang maksimal dari kunyit ini.
4. Pendarahan kunyit
Memiliki fungsi sebagai
penghambat penggumpalan trombosit sehingga bisa membantu mencegah penggumpalan
darah, tapi karena sifat ini kunyit juga bisa memicu terjadinya pendarahan bila
dosis yang digunakan terlalu berlebihan.
5. Kunyit bisa
menurunkan efek kemoterapi
Hasil
penelitian menyebutkan bahwa kunyit kemungkinan memiliki efek terhadap
kemoterapi,sehingga disarankan bagi anda yang sedang menjalankan kemoterapi
untuk tidak menggunakan suplemen kunyit.
II. 2 Boraks
A.
Mengenal
Boraks
Boraks berasal dari
bahasa Arab yaitu Bouraq. Boraks merupakan kristal lunak yang mengandung unsur
boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks merupakan garam Natrium (Na₂
B₄O₇ 10H₂O₆)
yang banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri
kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat
dengan campuran boraks. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk
pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara
tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”. Disamping itu makanan yang
menggunakan boraks terasa lebih kenyal dan lembut sehingga boraks juga
digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong,
ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap. Pemerintah telah melarang
penggunaan boraks sebagai bahan makanan per Juli 1979, dan dimantapkan melalui
SK Menteri Kesehatan RI No. 733/ Menkes/ per/ IX/ 1988.
B.
Boraks
pada Bakso
Pemakaian boraks untuk
memperbaiki mutu bakso sebagai pengawet telah diteliti pada tahun 1993. Di DKI
Jakarta ditemukan 26% bakso mengandung boraks baik di swalayan, pasar
tradisional dan pedagang makanan jajanan. Pada pedagang bakso dorongan
ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan boraks dengan kandungan boraks antara
0,01 – 0,6 %. Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan dalam 2 gram/liter air
tersebut digunakan untuk merebus bakso untuk mengeringkan dan mengeraskan
permukaan bakso. Beberapa pengolah bakso menggunakan TiO₂
yaitu zat kimia yang disebut Titanium dioksida untuk menghindari warna bakso
yang gelap.
C.
Dampak
Buruk Boraks pada Tubuh
Mengkonsumsi boraks
dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya
terakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis, sehingga sekitar beberapa tahun ke depan akumulasi dari pengkonsumsian
zat boraks tersebut dapat menyebabkab kanker yang mana sampai saat ini masih
sulit disembuhkan. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga
dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah
kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit
melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi
juga menganggu alat reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat
menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, dan
hilang nafsu makan.
Bab
III
Metodologi Penelitin
III. 1 Metode
Deskriptif
Adapun isi dari karya
ilmiah ini berupa bukan angka (kalimat).
III.
2 Populasi dan Sample
A.
Observasi
(pengamatan)
Dalam merangkum karya ilmiah ini
terlebih dahulu sudah dilakukan percobaan pendeteksian kandungan boraks pada
makanan dengan kunyit. Untuk memperjelas cara kerjanya perhatikan prosedur percobaan
di bawah ini!
Alat
dan Bahan:
ü Beberapa
ruas kunyit yang tua (berwarna kuning tua)
ü Parutan
ü Sample
makanan (bakso, nudget, mie basah, kecap)
Langkah
Kerja:
1)
Ambillah beberapa ruas kunyit.
2)
Cucilah bersih kemudian parut dan peras
parutan kunyit tersebut untuk mendapatkan sari kunyit asli. ingat tidak perlu
ditambahkan air.
3)
Untuk mempermudah percobaan, haluskanlah
terlebih dahulu sample-sample makanan yang ingin dideteksi kandungan boraksnya.
4)
Kemudian, untuk mengetahui kadar boraks,
teteskan beberapa tetes sari kunyit tersebut ke masingg-masing sample makanan
yang akan diuji.
5)
Apabila sample makanan mengandung
boraks, maka warnanya akan berubah dari warna aslinya menjadi warna coklat atau
merah bata.
B.
Dokumentasi
Untuk mempermudah
mendalami isinya, karya ilmiah ini telah dilengkapi gambar-gambar perkenalan.
Seperti: kunyit, boraks, dan contoh-contoh makanan yang biasa dijadikan sample
percobaan.
C.
Studi
Pustaka
Dalam melengkapi
isinya, karya ilmiah ini ditunjang dari berbagai sumber baik dari buku maupun internet.
Bab IV
Pembahasan
Masalah
(I):
“Bagaimana
cara kunyit mendeteksi makanan yang mengandung boraks secara cepat, praktis,
dan ekonomis?”
Pembahasan
(I):
Kunyit memang sangat
bermanfaat dalam mendeteksi boraks secara sederhana, praktis, dan cepat. Kunyit
yang memiliki kandungan utama kurkuminoid yang mana kurkuminoid tersebut
tersusun oleh kurkumin dengan rumus molekul C₁₂H₂O₆,
yang mana pada penjelasan diatas telah dinyatakan sebagai zat warna pada
kunyit. Merupakan penyebab tangan kita menjadi kuning ketika kita memotong atau
memarut kunyit. Nah, cara kunyit mendeteksi boraks pada penjelasan ini tidak
keluar dari kandungan zat warna yang dimilikinya. Kunyit yang identik memiliki
warna kuning atau orange ini apabila bertemu dengan boraks akan berubah warna
menjadi lebih merah dan gelap dari sebelumnya. Sehingga perubahan warna inilah
yang akan menjadi patokan kita dalam
meneliti makanan-makanan yang diduga mengandung bahan makanan (boraks) yang
tidak semestinya digunakan.
Masalah
(II):
“Apa tujuan dari percobaan Kunyit sebagai
Indikator Alami Pendeteksi Boraks tersebut?”
Pembahasan
(II):
Adapun
percobaan Kunyit sebagai Indikator Alami Pendeteksi Boraks ini, bertujuan
untuk:
§ Menciptakan
generasi konsumen cerdas (cerdas dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi).
§ Menguragi
maraknya penggunaan zat-zat kimia pada makanan (dengan kurangnya permintaan
diharapkan adanya kesadaran produsen dalam memproduksi makan yang lebih sehat).
§ Mengurangi
persentase pertumbuhan penderita kanker karena zat kimia.
Bab V
Komentar dan Saran
V.
1 Komentar
Memproduksi makanan dan
memasarkannya (menjualnya) merupakan salah satu hal yang mulia, karena degan
memproduksi makan kita telah membantu mereka yang mungkin memiliki halangan
atau ketidak-mampuan di bidang tersebut. Akan tetapi, hal mulia tersebut malah
akan berubah menjadi masalah yang menimbulkan petaka bagi konsumen. Apabila
produsen melakukan hal-hal curang dalam memproduksi makan-makanan atau
minum-minuman yang dijualnya.
V.
2 Saran
Sebaiknya
produsen atau penjual tidak menambahkan zat-zat berbahaya pada makan-makanan
atau minum-minuman yang dijualnya hanya karena untuk menambah nilai jual pada
tampilan makanan atau minuman yang dijual, karena apabila zat-zat berbahaya itu
terakumulasi (dalam jangka panjang) di dalam tubuh akan menyebabkan kanker bagi
konsumen atau pembeli yang mengkonsumsinya. Percayalah saya yakin bahwa
kejujuran dan kerja keras adalah kunci sukses. Oleh karena itu, berjualanlah
dengan jujur dan kerja keras jika yang anda inginkan adalah kesuksesan.
Terimakasih.
Daftar Pustaka:
Riandini , Nursanti. 2008. Seri Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari:
Bahan Kimia dalam Makanan
dan
Minuman. Bandung: Shakti Adihulung.
Ningsih, Sri Rahayu, dkk. Sains Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sumber Internet:
http://kunyitasammaniserika.blogspot.com/2013/07/jenis-jenis-kunyit-dan-manfaatnya.html
Lampiran
Gambar 1.0 Kunyit
Gambar 1.1 Kunyit
hitam
Gambar 1.2 Kunyit
putih
Gambar 1.3 Kunyit
kuning
Gambar 2.0 Boraks
Gambar 2.1 Mie
basah (makanan yang mengandung boraks)
Gambar 2.2 Bakso
(makanan yang mengandung boraks)